Selasa, 16 Januari 2018

Peti Harta Karun

Setiap manusia memiliki cerita yang merupakan hasil kehidupannya, terkadang cerita itu perlu di ceritakan agar beban manusia berkurang, agar manusia itu tidak menjadi gila.

Jika di ibaratkan dengan benda, cerita setiap manusia mungkin layaknya peti harta karun yang di buru bajak laut. Peti harta karun selalu disembunyikan dengan sangat hati-hati, tergembok dengan kunci gembok yang berada di negeri seberang, dan jangan lupakan bahaya yang dilalui untuk mendapatkannya.

Siapa yang bisa membuka peti harta karun? Ah, tentu saja si pemilik kunci.

Begitu pula dengan cerita seorang manusia.
Bagaimana bisa cerita mu didengar manusia lain jika kau tidak memberikan kunci cerita mu kepada  manusia lain?. Bagaimana bisa manusia lain membuka gembok apabila tidak memiliki kunci gembok itu?. Pada akhirnya ketika tidak ada yang bisa membuka ceritamu, kau akan kelebihan beban, tertekan, marah, depresi, mungkin juga gila. Lalu menyalahkan manusia lain, mengatakan mereka teman yang buruk, mereka tidak memperhatikanmu, mereka tidak menjadi teman yang baik, dan prasangka buruk lainnya.

Hah... Perlu diingat, sebuah cerita manusia adalah privasi/Harta Karun/tidak semua manusia bisa menyentuhnya.
Beberapa manusia bisa menyentuhnya karena memenuhi syarat dan memperoleh ijin. Yaa... Syarat & Ijin itu ibarat kunci gembok.

Bahkan teman terdekatmu pun tidak akan mampu membukanya jika kamu tidak memberikannya kunci. Benar bukan?

Tunggu !! Jika tidak ada kunci kita bisa membuka gemboknya dengan paksa, ya buka dengan paksa harta karun itu. Boleh kah? Entah lah kalian pemilik harta karun lah yang berhak menentukan...

Tetapi jangan pernah lupakan, bahwa apa yang di buka dengan paksa akan menjadi rusak. Dan apappun yang dipaksakan tidak selalu berakhir baik, namun terkadang juga tidak berakhir buruk.
Yaa... Tetap saja konsekuensi selalu ada.

Jika di ibaratkan sebuah benda cerita manusia adalah sebuah peti harta karun yang tergembok dengan kunci gembok yang berada di negeri seberang, dan jangan lupakan bahaya yang dilalui untuk mendapatkannya.
Lalu jika gembok itu di buka paksa, sama halnya dengan tidak sopan karena ingin tahu cerita kehidupan manusia lain. Dan banyak manusia yang tidak suka pada manusia manusia yang suka tidak sopan. Bukankah begitu?

Saat manusia memiliki beban cerita di kehidupnya, dia harus membuat pilihan..
1. Menyimpanan sendiri, benar benar harus kuat menerimanya sendiri tanpa menyalahkan ketidak tahuan orang lain.
2. ‎Memberikan ijin ke manusia lain untuk mendengarkan ceritamu, setidaknya itu melepas beban.
Atau buat pilihan baru yang belum tersedia di dalam list pilihanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bayangmu di balik Pintu

2 Juli 2017. Malam itu saat akhirnya aku tidak melihat bayang mu di balik pintu, saat itu aku bimbang Antara perasaan bersyukur karena akhi...